Memaknai Kesederhanaan Beribadah

“ Puasa itu bukan sekedar sahur dan buka puasa,masih banyak hal yang perlu kita lakukan di bulan ramadhan ini. Nikmati aja puasa mu , udah berapa tahun kita berpuasa masa pemikiranmu cuma itu-itu aja” -M.Elhami-

Otakku langsung menerawang jauh ke esensi sebenarnya kita berpuasa. Kata ustadz dulu yang pernah saya ingat adalah ‘ puasa itu tujuannya supaya kita bertakwa’. Benar juga kata kata kak el bahwa berpuasa itu bukan cuma kita berpikir bagaimana berbuka dan bagaimana kita sahur, cuma sekedar menunaikan kewajiban. Tetapi puasa sebenarnya adalah bagaimana cara kita memaknainya.

Banyak hal yang bisa kita lakukan ( dalam konteks berpuasa / ber ‘ramadhan) untuk meningkatkan ketakwaan kita terhadap allah. Bukan cuma beribadah ( puasa,tadarus,taraweh) tetapi banyak ‘ibadah’ yang bisa kita lakukan dengan’sederhana’ agar meningkatkan ketakwaan kita.

Kita sebagai mahasiswa pun, sadar tidak sadar sudah melakukan hal itu. hal yang ‘sederhana’dalam meningkatkan ketakwaan kita, contohnya : menuntut ilmu ‘kuliah’. Sebuah pepatah mengatakan  ‘orang yang berilmu lebih mulia dari pada orang yang beribadah saja’ (kalau tidak salah) . itu artinya kita sudah melakukan ibadah caranya dengan menuntut ilmu di bulan ramadhan dan keutamaanya sangat banyak. Dengan menuntut ilmu dengan bersungguh-sungguh dan mengamalkannya serta kalau final test tidak ‘menyontek’ itu saja sudah termasuk beribadah dan menjaga ketakwaan kita.

Akhir-akhir ini saya melihat banyak sekali para mahasiswa tanpa mereka sadari mereka telah memasuki proses bagaimana mereka meningkatkan ketakwaan mereka dengan ‘sederhana’. Contohnya beberapa hari lalu sekelompok mahasiswa ‘rela’ meluangkan waktu dan tenaga mereka untuk melakukan aksi sosial dan penggalangan dana Cuma untuk berbagi dengan sesamannya. Dengan cara mereka sendiri ( jualan, melakukan konser,dan banyak hal lainnya ) , dan yang mereka bisa. It’s simple dan penuh makna. Saya sangat salut dengan mereka. Ini salah satu contoh ‘memaknai’ bulan dengan cara yang sederhana, yang kita bisa.

“ kita juga perlu bertindak dalam hal ibadah bukan cuma bisa menamatkan al qur’an dalam satu bulan ‘ramadhan’ tapi bukankah kita harusnya mengamalkan al qur’an yang telah kita baca. Dari tahun ke tahun masak pemikiran kita tentang meningkatkan ketakwaan tidak meningkat juga ?.berarti ketakwaan kita dari tahun ke tahun itu stagnan dong”.

Pernyataan diatas bukan bermaksud menggurui, tetapi jalan logikannya bukankah benar ?. Sebagian besar orang di bulan ramadhan berlomba-lomba tadarus, dan berniat ‘menghatamkan’ al qur’an. Tetapi kalau tidak berpikir mengamalkan apa yang di baca bukankah tu percuma. Ilmu itu bukan Cuma buat dipelajari tapi diamalkan.

Intinya untuk meningkatkan ketakwaan dimulai dari yang sederhana dan yang kita bisa lakukan  Secara perlahan ingat “ 1000 langkah dimulai dari 1 langkah”. Dari hal yang sederhana dan yang kita bisa, baru bertahap ke hal yang lebih besar. Dimulai dengan menuntut ilmu, berbagi dengan orang sekitar, banyak hal yang bisa kita lakukan untuk beribadah dalam hal meningkatkan ketakwaan. Dan banyak jalan untuk memperoleh ketakwaan walau dengan hal kecil.


“ Banyak hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk beribadah dan meningkatkan ketakwaan, mungkin dimulai dari sebuah senyuman” 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Kecil : Potret Sekarang Organisasiku

Antara Memilih dan Dipilih Harus Saling Mendukung

ACIL BAYAH dan DODOLNYA