Aku Hanya Ingin menulis_1
Aku memasuki suatu daerah , beberapa kilometer dari bundaran lianglanggang .
Daun-daun menari- nari dan udara yang sejuk seakan mnyambutku . ku liat kiri
dan kanan . berbagai macam kegiatan disana
para petani yang becocok tanam dengan semangat . para pemancing yang
penyabar berharap kailnya akan ‘ditangkap’ ikan . mobil yang sudah tua ini
melaju dengan sangat hati-hati karena jalanannya yang sangat sempit. Sempat ku
liat aktivitas di ‘kampung ‘ ini , dari muka-muka mereka seakan ‘tidak punya
beban’ anak-anak pun bermain dengan riang gembira dengan polosnya seakan di
dunia ini tidak ada masalah.
Walaupun jalan ini rusak,
keingintahuan kami kepada ‘sepupu’ yang baru terlahir ini tidak berkurang .
sekitar satu jamsetengah kami sampai ksebuah rumah kayu yang tinggi . kami
disambut oleh ‘keluarga jauh’ dan kami pun melihat sepupu ini . hahaha lucu ,
kata mereka sih mirip aku , aku hanya bias tertawaa . sepupu ini bernama
‘lintang’ entah kenapa di namai lintang aku tidak tau . mungkin terinspirasi
dari sebuah tokoh dairi novel laskar pelagi. Seorang anak yang pantang menyerah
demii pendidikannya,hanya demi pendidikannya dia rela bersepeda beberapa
kilometer dan mengahadapi marabahaya hanya demi sekolah . Seorang anak yang menjadi inspirasi setiap
orang .
Suasana dirumah inipun semakin
penuh tawa , sekitar jam 11.30 kami mau pulang , dan diharuskan ‘menyantap’
sajian yang diberikan . ditengah kami menyantap itu ada satu kata yang
membuatku hanya bisa terdiam . aku hanya bisa mengatakan ‘hedeh disambatnya’ .
apakah kata itu pantas dikatakan oleh seorang orang tua . entahlah …… aku menginginkanya Tapi aku yakin , semua
kan indah pada waktunya sebagai hadiah dari kesabaran dan usahaku”. Suasana
itu ditutup dengan canda tawa dan kamipun pulang dengan kenyangnya .
Komentar
Posting Komentar